JAKARTA, investor.id – PT Bumi Benowo Sukses Sejahtera menetapkan harga penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) sebesar Rp 120 per saham untuk penerbitan maksimal 1,3 miliar (27%) saham baru. Dengan demikian, perusahaan pergudangan ini berpeluang memperoleh dana Rp 156 miliar.
Saat ini, perseroan sudah mengantongi pernyataan efektif IPO dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan melangsungkan penawaran umum hingga 7 April. Perseroan memprediksi tanggal pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 14 April 2020. Perusahaan asal Surabaya tersebut menunjuk PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi penawaran sahamnya.
Direktur Utama Bumi Benowo Sukses Sejahtera Felix Soesanto mengatakan, semula perseroan berniat menerbitkan saham baru hingga 1,5 miliar saham atau setara 30%. Namun, perseroan tetap optimistis target raihan dana IPO hingga di atas Rp 150 miliar tercapai, meskipun kondisi pasar modal yang kurang kondusif.
Seperti diketahui, pasar yang kurang kondusif tercermin dari pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang masih negatif 27,95% sepanjang tahun berjalan ini (year-to-date).
“Perseroan akan mengalokasikan sebesar 75% dana IPO di antaranya untuk membeli tanah seluas 58.719 m2 di Kebomas, Gresik, di Jawa Timur, dan sisa dananya akan digunakan untuk modal kerja,” ujar Felix dalam keterangan resmi, Rabu (1/4).
Pembelian tanah yang akan dilakukan perseroan merupakan upaya untuk menambah persediaan lahan (landbank) dan nantinya akan dibangun menjadi pergudangan. Pada 2019, perseroan baru saja menambah landbank sebanyak 6.683 m2 dan 2.250 m2 sehingga nanti setelah IPO total landbank Bumi Benowo menjadi sekitar 10 hektare (ha).
Selain menerbitkan saham baru, perseroan juga menerbitkan 650.000 waran guna menarik minat investor. Waran tersebut diberikan dengan rasio 2:1 atau berarti setiap pemilik 2 saham akan mendapatkan 1 waran. Waran tersebut akan diterbitkan dengan harga pelaksanaan Rp 200 dan dapat dieksekusi oleh pemegang saham sejak Oktober 2020 sampai April 2021.
Dalam aksi IPO ini, saham Bumi Benowo juga sudah mengantongi status sebagai saham syariah yang masuk Daftar Efek Syariah. Penetapan sebagai saham syariah itu didasari Keputusan Dewan Komisioner OJK No.24/D.04/2020.
Per September 2019, perseroan memiliki aset senilai Rp 106,59 miliar yang terdiri dari aset lancar Rp 83,55 miliar dan aset tidak lancar Rp 23,04 miliar. Ekuitas Bumi Benowo tercatat Rp 102,1 miliar dan liabilitas Rp 4,49 miliar. Pada periode yang sama, perusahaan mencatatkan penjualan sebesar Rp 20,36 miliar dengan laba kotor 5,49 miliar dan laba bersih Rp 3,94 miliar. Pendapatan tersebut naik 427,56% dari perolehan September 2018.
Prospek Bisnis
Felix menjelaskan, di tengah kondisi perekonomian yang kurang kondusif seperti saat ini, perusahaan masih optimistis terhadap prospek industri e-commerce dan logistik yang menjadi target pasar pergudangan perusahaan.
Pihaknya menilai, kuatnya industri e-commerce dan perusahaan logistik pihak ketiga sekarang terlihat ketika terjadi pembatasan mobilitas masyarakat di tengah pencegahan penyebaran virus corona. Kedua industri masih tetap kuat karena masyarakat mengandalkan pembelian online dan pengiriman barang sampai ke rumahnya.
“Industri-industri tersebut juga masih memiliki ruang pertumbuhan yang besar karena didukung realisasi program tol laut pemerintah yang membantu distribusi barang di setiap pulau menjadi lebih efektif,” ungkap dia.
Faktor lain yang mendukung perseroan, lanjut Felix, adalah lokasinya yang strategis. Atau hanya berjarak 3 km dari Pelabuhan Teluk Lamong, dan 2 km dari Jalan Lingkar Luar Barat, serta potensi dikantonginya izin pusat logistik berikat (PLB).
Sebagai informasi, Pelabuhan Teluk Lamong adalah pelabuhan dengan manajemen yang terkomputerisasi pertama yang dibangun di Indonesia dan Asia. Pelabuhan yang merupakan hasil reklamasi pantai tersebut mengusung konsep ramah lingkungan dan dilengkapi dengan terminal curah kering serta segera dilengkapi terminal gas alam cair.
Sumber : Investor Daily
Penulis : Farid Firdaus